KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah Study Tour Ke Bandung ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai dari laporan perjalanan ini. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan
jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
kegiatan
2. Tujuan kegiatan
3 Anggota
4. Waktu
5. Tempat
yang dikunjungi
6. Biaya
II. ISI
1.
Perjalanan/Keberangkatan
2. Suasana
dan sejarah Gunung Tangkuban Perahu
3. Suasana dan sejarah Museum Geologi
4. Suasana dan sejarah Museum KAA
5. Cibaduyut
6.
Perjalanan pulang
III.
PENUTUP
1. Kesimpulan
BAB l
Pendahuluan
1.Latar belakang kegiatan
Proses
belajar bagi siswa/i tidak hanya dilakukan didalam kelas saja tetapi dapat juga
di luar kelas. Dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita terhadap sesuatu
yang belum kita ketahui maka perlu di adakannya kunjungan ke objek-objek
peninggalan bersejarah.
2.Tujuan kegiatan
Tujuannya
untuk melihat secara langsung benda-benda atau bangunan-bangunan bersejarah
yang menjadi kekayaaan dan mengetahui sejarah-sejarahnya dan juga untuk
mengetahui ragam budaya yang ada di sekeliling kita dan melihat salah satu
keajaiban dunia yang ada di wilayah Republik Indonesia, sehingga timbul rasa
memiliki untuk menjaga dari kerusakan dan melestarikannya.Dan menambah wawasan.
3. Peserta
Jumlah
peserta yang mengikuti study tour ke Bandung yaitu siswa-siswi kelas 7,8,dan 9
mulai dari kelas 7 sebagian sampai 9 E,dan beberapa pembimbing.
4.Waktu
Waktu
dilaksanakan pada hari Senin 22 Desember – Rabu 24 Desember 2014
5.Tempat yang dikunjungi
Tempat yang dikunjungi saat berwisata ke Bandung
yaitu:
- Gunung Tanguban Perahu
- Museum Geologi
- Museum KAA
- Cibaduyut
6.Biaya
Biaya yang
dikenakan RP.450.000
BAB II
ISI
1.
Persiapan dan pemberangkatan
Sebelum kami berangkat,kami melakukan beberapa persiapan,yaitu;
a. Check-in peserta.
b. Pengarahan dari pembimbing.
c. Do’a bersama.
Kami datang ke sekolah pukul 11.00,
dan berangkat pukul 13.00, menunaikan shalat Duzhur di sekolah.
Pada hari
Senin, 22 Desember 2014 kami berangkat menuju Bandung pada pukul 13.00. Pada Pukul
19.00 ,kami istirahat di Restaurant Candhi Sari Kebumen,lalu melanjutkan
perjalanan kembali.
Kami tiba di bandung Pukul 04.30,beristirahat dan menunaikan sholat
subuh,dan makan pagi.Pada pukul 07.30 Kami melanjutkan perjalanan menuju Gunung
Tangkuban Perahu.Kami sampai di Gunung Tangkuban Perahu pada pukul 08.00.
2. Gunung Tangkuban Perahu
A.Gunung Tangkuban Perahu
S
|
Uasana
di Gunung Tangkuban Perahu sangat ramai,dan banyak turis yang berwisata ke
Gunung Tangkuban Perahu,tetapi bau belerang yang sangat tidak enak kami harus
memakai masker.
Sejarah
Gunung Tangkuban Perahu.
Tangkuban Parahu atau Gunung
Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di
sekitarnya, Gunung Tangkuban Perahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter.
Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano
dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang
dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang,
mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang.
Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata
hariannya adalah 17 oC pada siang hari dan 2 oC pada
malam hari.Gunung Tangkuban Perahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Legenda Sangkuriang sesuai dengan fakta geologi
terciptanya Danau Bandung dan Gunung Tangkuban Parahu.
Penelitian geologis mutakhir menunjukkan bahwa
sisa-sisa danau purba sudah berumur 125 ribu tahun. Danau tersebut mengering
16.000 tahun yang lalu.
Telah terjadi dua letusan Gunung Sunda purba dengan tipe
letusan Plinian masing-masing 105.000 dan 55.000-50.000 tahun yang lalu.
Letusan plinian kedua telah meruntuhkan kaldera Gunung Sunda purba sehingga
menciptakan Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang (disebut juga Gunung
Sunda), dan Gunung Bukittunggul.
Adalah sangat mungkin bahwa orang Sunda purba telah
menempati dataran tinggi Bandung dan menyaksikan letusan Plinian kedua yang
menyapu pemukiman sebelah barat Ci Tarum (utara dan barat laut Bandung) selama
periode letusan pada 55.000-50.000 tahun yang lalu saat Gunung Tangkuban Parahu
tercipta dari sisa-sisa Gunung Sunda purba. Masa ini adalah masanya Homo sapiens; mereka telah
teridentifikasi hidup di Australia selatan pada 62.000
tahun yang lalu, semasa dengan Manusia Jawa (Wajak) sekitar 50.000 tahun yang
lalu.
Sangkuriang dan Falsafah Sunda
Legenda atau sasakala Sangkuriang dimaksudkan sebagai
cahaya pencerahan (Sungging Perbangkara) bagi siapa pun manusianya (tumbuhan
cariang) yang masih bimbang akan keberadaan dirinya dan berkeinginan menemukan
jatidiri kemanusiannya (Wayungyang). Hasil yang diperoleh dari pencariannya ini
akan melahirkan kata hati (nurani) sebagai kebenaran sejati (Dayang Sumbi,
Rarasati). Tetapi bila tidak disertai dengan kehati-hatian dan kesadaran
penuh/eling (torompong), maka dirinya akan dikuasai dan digagahi oleh rasa
kebimbangan yang terus menerus (digagahi si Tumang) yang akan melahirkan
ego-ego yang egoistis, yaitu jiwa yang belum tercerahkan (Sangkuriang). Ketika
Sang Nurani termakan lagi oleh kewaswasan (Dayang Sumbi memakan hati si Tumang)
maka hilanglah kesadaran yang hakiki. Rasa menyesal yang dialami Sang Nurani
dilampiaskan dengan dipukulnya kesombongan rasio Sang Ego (kepala Sangkuriang
dipukul). Kesombongannya pula yang memengaruhi “Sang Ego Rasio” untuk menjauhi
dan meninggalkan Sang Nurani. Ternyata keangkuhan Sang Ego Rasio yang
berlelah-lelah mencari ilmu (kecerdasan intelektual) selama pengembaraannya di
dunia (menuju ke arah Timur). Pada akhirnya kembali ke barat yang secara sadar
maupun tidak sadar selalu dicari dan dirindukannya yaitu Sang Nurani (Pertemuan
Sangkuriang dengan Dayang Sumbi).
Walau demikian ternyata penyatuan antara Sang Ego
Rasio (Sangkuriang) dengan Sang Nurani yang tercerahkan (Dayang Sumbi), tidak
semudah yang diperkirakan. Berbekal ilmu pengetahuan yang telah dikuasainya
Sang Ego Rasio (Sangkuriang) harus mampu membuat suatu kehidupan sosial yang
dilandasi kasih sayang, interdependency – silih asih-asah dan silih asuh yang
humanis harmonis, yaitu satu telaga kehidupan sosial (membuat Talaga Bandung)
yang dihuni berbagai kumpulan manusia dengan bermacam ragam perangainya
(Citarum). Sementara itu keutuhan jatidirinya pun harus dibentuk pula oleh Sang
Ego Rasio sendiri (pembuatan perahu). Keberadaan Sang Ego Rasio itu pun tidak
terlepas dari sejarah dirinya, ada pokok yang menjadi asal muasalnya (Bukit
Tunggul, pohon sajaratun) sejak dari awal keberada-annya (timur, tempat awal
terbit kehidupan). Sang Ego Rasio pun harus pula menunjukkan keberadaan dirinya
(tutunggul, penada diri) dan pada akhirnya dia pun akan mempunyai keturunan
yang terwujud dalam masyarakat yang akan datangd dan suatu waktu semuanya
berakhir ditelan masa menjadi setumpuk tulang-belulang (gunung Burangrang).
Betapa mengenaskan, bila ternyata harapan untuk
bersatunya Sang Ego Rasio dengan Sang Nurani yang tercerahkan (hampir terjadi
perkawinan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi), gagal karena keburu hadir sang
titik akhir, akhir hayat dikandung badan (boeh rarang atau kain kafan).
Akhirnya suratan takdir yang menimpa Sang Ego Rasio hanyalah rasa menyesal yang
teramat sangat dan marah kepada “dirinya”. Maka ditendangnya keegoisan rasio
dirinya, jadilah seonggok manusia transendental tertelungkup meratapi
kemalangan yang menimpa dirinya (Gunung Tangkubanparahu).
Walau demikian lantaran sang Ego Rasio masih merasa
penasaran, dikejarnya terus Sang Nurani yang tercerahkan dambaan dirinya (Dayang
Sumbi) dengan harapan dapat luluh bersatu antara Sang Ego Rasio dengan Sang
Nurani. Tetapi ternyata Sang Nurani yang tercerahkan hanya menampakkan diri
menjadi saksi atas perilaku yang pernah terjadi dan dialami Sang Ego Rasio
(bunga Jaksi).
Akhir kisah yaitu ketika datangnya kesadaran
berakhirnya kepongahan rasionya (Ujungberung). Dengan kesadarannya pula,
dicabut dan dilemparkannya sumbat dominasi keangkuhan rasio (gunung
Manglayang). Maka kini terbukalah saluran proses berkomunikasi yang santun dengan
siapa pun (Sanghyang Tikoro atau tenggorokan; bahasa Sunda: Hade ku
omong goreng ku omong). Dan dengan cermat dijaga benar makanan yang masuk
ke dalam mulutnya agar selalu yang halal bersih dan bermanfaat.
3.Museum Geologi
S
|
Museum Geologi diresmikan sejak 16 Mei 1929 dengan nama Geologische Museum. Museum
ini sangat erat kaitannya dengan sejarah penyelidikan geologi di Indonesia yang
telah dimulai sejak tahun 1850an oleh Dienst
van het Mijnwezen, yang berkedudukan di Bogor. Beragam koleksi
batuan, mineral,meteorit, fosil dan artefak ada di museum ini. Kita dapat
mengetahui kapan dan bagaimana bumi kita terbentuk, sejarah kehidupan dari masa
ke masa, fenomena geologi Indonesia serta hubungan geologi dengan kehidupan
manusia. Daya tarik utama koleksi Museum Geologi adalah fosil manusia purba Homo erectus, fosil gajah
purba Stegodon trigonocephalus
dan replika fosil dinosaurus karnivora terbesar dan terganas, Tyrannosaurus rex yang
hidup pada zaman kapur.
Alamat
Diponegoro 57, Bandung 40122
Tel. +62 22 720-3822
Fax. +62 22 721-3934
E-mail: museumgeologi@grdc.esdm.go.id
Website: museum.bgl.esdm.go.id
Menuju ke sini
Dengan berkendara:
- 25 menit dari Bandara Husein Sasatranegara
- 15 menit dari Stasiun Kereta Api Bandung
- 30 menit dari Terminal Bis Leuipanjang
- 15 mnit dari Terminal Bus Cicaheum
Jam
Buka Museum
Senin-Kamis: 09:00-15:30 WIBB
Sabtu-Minggu: 09:00-13:30 WIBB
Tutup pada hari Jumat dan libur Nasional
Tiket
Tidak dikenakan biaya
Senin-Kamis: 09:00-15:30 WIBB
Sabtu-Minggu: 09:00-13:30 WIBB
Tutup pada hari Jumat dan libur Nasional
Tiket
Tidak dikenakan biaya
4.Museum KAA
Suasana di Museum sangat
ramai,dan Indah
v KUNJUNGAN
MUSEUM
Museum Konperensi Asia-Afrika, tempat sejarah Asia dan Afrika dikibarkan, tempat Kemitraaan Asia dan Afrika ditegakkan demi masa depan yang lebih baik.
Museum Konperensi Asia-Afrika, tempat sejarah Asia dan Afrika dikibarkan, tempat Kemitraaan Asia dan Afrika ditegakkan demi masa depan yang lebih baik.
Berlokasi di Bandung, Museum Konperensi Asia-Afrika
memiliki sejarah sebagai tempat Konferensi Asia-Afrika tahun 1955. Museum ini
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto, pada tanggal 24 April
1980 pada Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia-Afrika.
Menyambut Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika 2005
serta Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia-Afrika, museum tersebut direnovasi.
Perubahan pada diri Museum Konperensi Asia-Afrika sedang dan akan terus
berlangsung, menuju satu museum dengan berbagai ruang pamer pilar-pilar
Kemitraan Asia-Afrika, dilengkapi dengan perpustakaan modern Asia-Afrika.
v SEJARAH 1955
Berakhirnya Perang Dunia II (Agustus 1945) tidak serta merta mengakhiri situasi permusuhan antarbangsa. Situasi dunia terus memanas akibat adanya 'Perang Dingin' antara Blok Barat dan Blok Timur, serta masih adanya penjajahan, terutama di kawasan Asia dan Afrika. Pengembangan senjata nuklir juga semakin menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang dunia selanjutnya.
Berakhirnya Perang Dunia II (Agustus 1945) tidak serta merta mengakhiri situasi permusuhan antarbangsa. Situasi dunia terus memanas akibat adanya 'Perang Dingin' antara Blok Barat dan Blok Timur, serta masih adanya penjajahan, terutama di kawasan Asia dan Afrika. Pengembangan senjata nuklir juga semakin menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang dunia selanjutnya.
Saat situasi dunia semakin tak menentu, berlangsunglah
Konferensi Asia-Afrika pada 18-24 April 1955. Konferensi ini berlangsung di
Gedung Merdeka, Bandung, diikuti 29 negara. Hasil Konferensi Asia-Afrika yang
paling terkenal adalah Dasasila Bandung, atau Sepuluh Prinsip dari Bandung.
Prinsip-prinsip ini kemudian menjadi pedoman bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika
dalam menggalang solidaritas dan kerja sama internasional. Semangatnya telah
menambah kekuatan moral bagi para pejuang kemerdekaan bangsa-bangsa tersebut.
v GEDUNG
MERDEKA
Gedung Merdeka, arsitektur yang tak lekang oleh waktu dan sarat makna. Terletak di Jalan Asia-Afrika, Bandung. Berdiri pada tahun 1895 sebagai tempat perkumpulan orang-orang Eropa, Societeit Concordia.
Gedung Merdeka, arsitektur yang tak lekang oleh waktu dan sarat makna. Terletak di Jalan Asia-Afrika, Bandung. Berdiri pada tahun 1895 sebagai tempat perkumpulan orang-orang Eropa, Societeit Concordia.
Gaya Art deco ditonjolkan oleh C.P. Wolff Schoemaker
pada tahun 1921 untuk memberikan warna rekreasi pada Gedung Merdeka. Perancang
A.F. Aalbers, pada tahun 1940 menambahkan Gaya Internasional. Gaya untuk
menarik lebih banyak anggota bergabung di Societeit Concordia.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung itu berganti nama
menjadi Dai Toa Kaikan dan digunakan sebagai pusat kebudayaan. Menjelang
Konferensi Asia-Afrika tahun 1955, gedung itu mengalami perbaikan dan diubah
namanya oleh Presiden Republik Indonesia, Soekarno, menjadi Gedung Merdeka.
v PAMERAN
TETAP
Ruang Pameran Tetap memamerkan koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa yang melatarbelakangi Konperensi Asia-Afrika, Pertemuan Tugu, Konperensi Kolombo, Konperensi Bogor, Konperensi Asia-Afrika 1955, dan dampak Konperensi Asia-Afrika bagi dunia internasional, serta profil negara-negara peserta Konferensi Asia-Afrika yang dimuat dalam sarana multimedia.
Ruang Pameran Tetap memamerkan koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa yang melatarbelakangi Konperensi Asia-Afrika, Pertemuan Tugu, Konperensi Kolombo, Konperensi Bogor, Konperensi Asia-Afrika 1955, dan dampak Konperensi Asia-Afrika bagi dunia internasional, serta profil negara-negara peserta Konferensi Asia-Afrika yang dimuat dalam sarana multimedia.
v PERPUSTAKAAN
Perpustakaan mengoleksi buku-buku sejarah, politik, sosial dan budaya negara-negara Asia-Afrika; dokumen-dokumen mengenai Konferensi Asia-Afrika, konferensi-konferensi pendahulu, KTT Asia-Afrika 2005, serta majalah, surat kabar, dan 'Braille Corner' untuk para tunanetra.
Perpustakaan mengoleksi buku-buku sejarah, politik, sosial dan budaya negara-negara Asia-Afrika; dokumen-dokumen mengenai Konferensi Asia-Afrika, konferensi-konferensi pendahulu, KTT Asia-Afrika 2005, serta majalah, surat kabar, dan 'Braille Corner' untuk para tunanetra.
v INTERNET
Tersedia fasilitas komputer dengan koneksi internet dan Wi-Fi
Tersedia fasilitas komputer dengan koneksi internet dan Wi-Fi
v RUANG
AUDIOVISUAL
Ruang Audiovisual menayangkan film-film dokumenter mengenai kondisi dunia hingga tahun 1950-an, Konferensi Asia-Afrika, konferensi-konferensi pendahulu, konferensi selanjutnya dan KTT Asia-Afrika tahun 2005. Selain itu ditayangkan pula pemutaran dan diskusi film tematik secara berkala mengenai kehidupan sosial budaya bangsa-bangsa Asia Afrika.
Ruang Audiovisual menayangkan film-film dokumenter mengenai kondisi dunia hingga tahun 1950-an, Konferensi Asia-Afrika, konferensi-konferensi pendahulu, konferensi selanjutnya dan KTT Asia-Afrika tahun 2005. Selain itu ditayangkan pula pemutaran dan diskusi film tematik secara berkala mengenai kehidupan sosial budaya bangsa-bangsa Asia Afrika.
v KEDAI
CENDERA MATA
Berbagai macam cendera mata unik dan khas tersedia di kedai cendera mata.
Berbagai macam cendera mata unik dan khas tersedia di kedai cendera mata.
v KEGIATAN
KOMUNITAS
Sebagai hasil jalinan kerja sama dengan sejumlah komunitas, Museum Konperensi Asia-Afrika yang berbasis pada konsep 'Participatory Museum' memiliki sejumlah program publik.
Sebagai hasil jalinan kerja sama dengan sejumlah komunitas, Museum Konperensi Asia-Afrika yang berbasis pada konsep 'Participatory Museum' memiliki sejumlah program publik.
v PEMANDUAN
Tersedia pemandu untuk kunjungan kelompok dalam bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Inggris, dan bahasa Perancis yang memerlukan reservasi sebelumnya.
Tersedia pemandu untuk kunjungan kelompok dalam bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Inggris, dan bahasa Perancis yang memerlukan reservasi sebelumnya.
Museum Konperensi Asia-Afrika juga menyelenggarakan
kegiatan pameran temporer tematik secara berkala yang berkaitan dengan Semangat
Bandung dan Kerjasama Kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika (NAASP). Untuk
informasi terkini termasuk kegiatan pameran temporer dan kegiatan komunitas
lainnya dapat dilihat pada publikasi cetak atau melalui website kami:
www.mkaa.or.id
v ALAMAT:
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Jl. Asia-Afrika no. 65
Bandung
Jawa Barat
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Jl. Asia-Afrika no. 65
Bandung
Jawa Barat
1.
Telp. 022 423 3564
Fax. 022 423 8031
Fax. 022 423 8031
2.
http://www.mkaa.or.id
http://www.asianafrican-museum.org
http://www.asianafrican-museum.org
3.
JAM KUNJUNGAN:
Senin - Jumat 08.00-15.00
Museum tutup tengah hari (12.00-13.00) untuk istirahat siang.
Senin - Jumat 08.00-15.00
Museum tutup tengah hari (12.00-13.00) untuk istirahat siang.
4.
Pengunjung berkebutuhan khusus dan
kunjungan berkelompok lebih dari 25 orang harap melakukan reservasi sebelumnya.
5.
TIKET:
Pengunjung tidak dikenakan biaya masuk kecuali untuk kegiatan tertentu.
Pengunjung tidak dikenakan biaya masuk kecuali untuk kegiatan tertentu.
5.Cibaduyut
Kami
disana berbelanja seperti Sovenier,Baju,Sepatu,DLL.Sangat banyak pengunjung
yang datang membuat tempat menjadi gerah, dan dipenuhi oleh pengunjung.
6.Perjalanan Pulang
Kami
pulang dari Bandung pukul 19.00.Kami beristirahat di pusat oleh – oleh, dan
berbelanja oleh – oleh khas Bandung.Kami sampai di Jogja pukul 09.00,
beristirahat dan makan pagi. Kami melanjutkan perjalanan.Sampai di Sekolahan
pukul 14.00.
BAB
III Penutup
A.Kesimpulan
Wisata merupakan sarana yang mampu
untuk mengobati segala jenis kepenatan hidup, apalagi objek wisatanya mengacu
pada pendidikan yang mampu menambah wawasan dan pengetahuan dengan cara yang
menarik. Hal inilah yang diterapkan pada setiap kegiatan Studi Lapangan
Komprehensif SMP N 2 Jenawi,
dimana objek wisata yang dikunjungi mendominasi pada peningkatan kemampuan
berfikir yang memiliki berbagai unsur.